education

SBI

SBI atau Sekolah Bertaraf Internasional, saat ini diserbu oleh para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya. SBI cream of the cream, sekolah ini memang sudah tersaring dari yang tersaring. Bisa digambarkan: dari 8.000 SMP yang ada di Indonesia, hanya 60 SMP yang masuk dalam kategori SBI, begitupula dengan SMA dan SMK, ada sekitar 18.000, yang akhirnya meraih gelar SBI hanya masing-masing 100 untuk SMA dan 100 untuk SMK. Total dari SMP, SMA, dan SMK ada 260 SBI.

Lalu, apa perbedaannya dengan sekolah biasa, bertaraf international. Ada 3 point yang harus diutamakan,

yaitu: untuk mata pelajaran matematika, science, dan bahasa inggris harus bilingual. Jadi guru yang mengajar atau murid yang bertanya harus memakai bahasa inggris sebagai bahasa pengantarnya. Sang guru otomatis musti fasih dalam ber cas-cis-cus in english. Lalu, siswa juga diwajibkan melek teknologi. Biasanya, di SBI setiap kelasnya diberikan fasilitas seperangkat komputer. Tidak kalah, gurunya pun disediakan tentengan berupa laptop. terakhir, kultur yang tercipta di lingkungan sekolah harus international. Perhatikan deh, di Indonesia, segala sesuatu yang berbau luar negeri atau international pasti laku keras bak kacang goreng. Contohnya, tempat kursus bahasa inggris yang ada native speaker-nya lebih dilirik ketimbang yang tidak ada.

Beberapa waktu lalu, kepsek, wakepsek, semua guru dan karyawan dari 260 SBI ini di tes. Tidak main-main, tes-nya dari ETS (Educational Testing Service) lansung, yaitu organisasi yang berkompeten dalam menilai hasil bahasa Inggris di seluruh dunia. jadi, sebenarnya kalo ada tempat yang menyediakan tes TOEFL itu bohong. Tes TOEFL yang legal hanya ada di ETS. Kalo di Indonesia ada di Sudirman, depan Univ. Atma Jaya. Pusat ETS ada di Amerika Serikat, dan membuka cabang yang terpercaya di negara-negara merdeka. Saya juga baru tau tuh. Orang yang mau sekolah di Luar negeri, tes TOEFL nya di ETS, selain dari itu tidak ada legalisasi untuk keluar.

Balik lagi ke SBI, kurang lebih 50 orang dari masing-masing sekolah, sehingga berjumlah 13.000 orang. Hasilnya, saya lihat sendiri di buku yang dikeluarkan diknas untuk skor perorangannya jelas terlihat, lebih dari 60% atau 6.600 guru berada di tingkat Novice atau bisa disejajarkan dengan pre-basic (sangat pemula). Hanya 10 orang yang nilainya sangat bagus, itu juga mereka punya background sebagai sarjana bahasa Inggris. Banyak kepala sekolah yang tidak bisa berbahasa inggris. Lalu, bagaimana mereka bisa mengajar dengan ber-inggris ria. Apalagi menciptakan atmosfer internasional, yang sangat dianjurkan untuk daily conversation. Inilah wajah-wajah SBI kita.

Untuk SD, baru 1 sekolah yang baru diresmikan menjadi SBI, SD percontohan Labschool. Baru seminggu saya meliput sekolah itu, besoknya terkena musibah kebakaran.

Photo SD Labschool yang saya ambil, sebelum terjadi kebakaran

One thought on “SBI

  1. Ne kenapa gak bilang klo ngeliput di labschool….
    kan bisa ketemuan,uwaaaa curang….
    jelas2 kantor aku di samping labschool…

Leave a comment